![]() |
Gambar dan ilustrasi: Freepik. |
Fermentasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penguraian metabolik senyawa organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi yang pada umumnya berlangsung dengan kondisi anaerobik dan dengan pembebasan gas.
Sedangkan menurut Wikipedia, fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dengan keadaan anaerobik (tanpa oksigen) yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui aksi enzim.
Nah, bingung kan? Intinya, fermentasi merupakan metode pengolahan makanan dengan memberikan zat tertentu (biasanya ragi), dalam sebuah wadah tertutup, dengan cara dan pengawasan tertentu. Sehingga mikroba-mikroba berbahaya dapat terseleksi, dan menyisakan mikroba-mikroba baik, juga (terkadang) senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Sebagai bagian dari makanan, makanan fermentasi tentunya juga mempunyai batas waktu layak konsumsi. Ini artinya, makanan fermentasi ternyata juga bisa basi.
Berikut beberapa tanda bahwa makanan fermentasi sudah mulai basi:
1. Tercium aroma busuk yang menyengat.
Hal ini disebabkan karena bakteri jahat sudah mulai melekat dan berkembang biak didalam makanan fermentasi tersebut. Dari bakteri-bakteri itulah bau sangat busuk berasal.
2. Rasa yang tidak semestinya.
Hal ini bisa diketahui dengan cara mencicipinya. Jika dirasa terlalu masam, dan naluri mengatakan bahwa itu sudah tidak enak, jangan paksakan diri untuk menelannya. Lebih baik dibuang saja.
3. Muncul bercak-bercak jamur.
Bercak jamur pada makanan fermentasi umumnya berwarna putih. Maka apabila didapati pada sebuah makanan fermentasi bercak jamur selain putih, bisa jadi makanan fermentasi itu sudah mulai membusuk.
4. Adanya perubahan warna.
Perubahan warna yang mencolok menjadi pertanda bahwa makanan fermentasi tersebut sudah beracun sejak dalam proses fermentasi. Makanan fermentasi yang sehat adalah yang terjaga keaslian warnanya selama proses fermentasi berlangsung.
Sumber:
¹kbbi.web.id
²wikipedia.org
³kompasiana.com
⁴ketik.co.id
⁵fimela.com
⁶grid.id
Cat:
Now I Know